The first thing I have to remind myself when I decided to watch this film is, "Please, Janet... Jangan ngebanding-bandingin. Please!"
Tapi syusaaahhh...
Sebagai fans hardcore Marvel Comic, kok sulit rasanya untuk tidak membanding-bandingkan superheroes kesayangan lo dengan yang ada di DC Comics. So, maaf sebesar-besarnya kepada penggemar DC di seluruh jagad raya ini. I still do love Iron Man and his boyband rather than this one.
Justice League adalah kelompok superhero yang dibentuk oleh DC Comic (Yaah, semacam Avengers di Marvel) yang terdiri dari Superman aka Clark Kent aka Kal-El, Batman aka Bruce Wayne, Wonder Woman aka Diana Prince, Aquaman aka Arthur Curry, Flash - Barry Allen, dan seharusnya ada Green Lantern. Gue nggak tahu mengapa Green Lantern tidak ditampilkan di versi live action-nya ini, tapi kemungkinan karena Ryan Reynolds yang memainkan tokoh itu terikat kontrak sebagai Deadpool di Marvel. So, here comes Cyborg aka Victor Stone to replace him. Setahu gue, yang pengetahuan tentang komik DC amat minim, Justice League ini dikenal juga sebagai Justice League of America.
So, here's the synopsis. Watch out! Spoilers alert!
Melanjutkan kisah dari Batman vs Superman - Dawn of Justice, pasca kematian Superman, dunia semacam berduka. Manusia kehilangan sosok pahlawan kemanusiaan yang selalu siap sedia menolong mereka tanpa pamrih dari kejahatan. Termasuk juga Lois Lane yang harus berjuang melawan rasa dukanya kehilangan Clark Kent. (I feel you, Ms Lane.. #JanetBaper)
Selain itu, dunia kembali diserang oleh makhluk aneh semacam serangga terbang yang berwajah macam vampire bernama Parademons. Makhluk ini ternyata datang bersama Steppenwolf yang sedang mencari tiga buah kotak yang disebut mother of boxes (karena diterjemahkan menjadi kotak ibu membuat gue terbayang ibu di Pengabdi Setan. Hiiyy!) Kotak pertama ada di Themyscira, kotak kedua ada di Atlantis, dan tinggal yang ketiga ada di Star Lab yang dipimpin oleh ayah Victor Stone.
Yesshh, bumi jadi rentan diserang makhluk asing. Manusia mulai seperti kehilangan rasa aman. Bruce Wayne yang merasa bersalah akibat kesalahpahaman nya dengan Superman (You may watch BvS again to really know about it), memiliki ide untuk mengumpulkan para manusia super untuk kembali menegakkan keadilan di dunia ini.
and yes, They Can't Save The World Alone, like the tagline said. Kalau boleh nambahin, gue pingin banget nambahin jadi 'They Can't Save The World Alone, Without Superman'
Serius!
Jadi menurut gue, kalau Superman nggak dihidupkan lagi di film ini, mungkin mereka gagal menyelamatkan dunia. Yes, BIG SPOILER! SUPERMAN HIDUP LAGI, SODARA-SODARA!!
Kita kaum hawa kembali bisa melihat si ganteng Superman lagi.
Tapi komen gue waktu dia hidup, "Ishh! Superman dangdut!"
Superhero yang langsung luluh begitu melihat Lois Lane. Nggak seru deh bagian situnya. Penasaran? Lo nonton aja lah!
Menurut gue, Zack Synder nggak terlalu berhasil meninggalkan kesan mendalam buat penonton atas Justice League. Gimana ya? Doi berhasil menyajikan gambar yang bagus. Sisi drama dari para superhero yang ternyata humanis banget. Serius. Lo bisa melihat bahwa Batman sebenarnya bukan apa-apa tanpa alat-alat dan kekayaannya itu. Untung dia nggak nyalonin diri jadi presiden Amerika... Lalu bagaimana Superman yang kisah cintanya dangdut banget itu. Hubungan Barry Allen dan ayahnya yang dipenjara. Bahkan kisah cinta seorang ayah terhadap anaknya dari hubungan Victor Stone yang dihidupkan bapaknya dengan salah satu mother boxes. Cuma gregetnya kurang banget.
I do really love the background story of Aquaman. Itu sih selera pribadi aja. Karena gue demen baca cerita yang ada hubungannya sama mitologi. Wonder Woman with Themyscira dan suku amazonnya, serta fakta dia anak Zeus. Now, Aquaman with his Atlantis. Sama kayak gue demen Thor dan segala isi Asgardian.
Dan Ezra Miller berhasil membawa komedi segar dengan penampilannya sebagai Flash yang polos dan konyol. But it reminds me of Spiderman di Spiderman-Homecoming. Muda, jenaka, dan superhero. Belum lagi chemistry Barry Allen dan Bruce Wayne juga mengingatkan gue dengan Peter Parker dan Tony Stark. Bedanya Bruce Wayne agak serius, Tony Stark susah serius. Tapi kan doi berdua orang kaya. Susah deh nggak nyama-nyamain. Once again, forgive me Dear DC Lovers! But I do love Ben Affleck. Ganteng bokkk si bapak...
Oh iya, di film ini lo bisa lihat body yahud-nya Jason Momoa, Ben Affleck (Yaaah, walau dalam kostum Batman), dan dada berbulu plus perut kotaknya Henry Cavill. Hati Dinda langsung lemah lembek kayak agar-agar gitu tadi melihatnya... (Yes, anda boleh kok muntah)
Still, Si Gal Gadot cantik banget. Heran gue... Bisa cantik gitu...
Balik lagi ke film-nya, selain fakta di atas, sisanya B ajah! Adegan action-nya nggak terlalu kerasa. Gue bahkan agak sempat ngantuk di tengah film.
Salah satu kesalahan film ini, menurut gue sih ya, kenapa doi harus tayang setelah Thor-Ragnarok dan sebelum Star Wars - The Last Jedi. Walau katanya Star Wars ini banyak kemungkinan mengecewakan, tapi still fandom-nya Star Wars gila-gilaan. Jadinya Justice League ini nggak hype gitu. Padahal dari segi pemain, mereka menjual, terkenal, dan bukan aktor ecek-ecek.
So, what happened with DC? Harus ganti strategi. Walaupun menggadang Warner Bros, masih aja kalah dari Thor.
Tapi nggak jelek kok sebenarnya film ini. Cuma ya biasa aja, menurut gue. Jadi kalau menurut gue, from 5 stars, I give 3 stars.
Penasaran? You may check the trailer below..
Happy watching!