November 25, 2017

Justice League - Superheroes are Human, too...



The first thing I have to remind myself when I decided to watch this film is, "Please, Janet... Jangan ngebanding-bandingin. Please!"

Tapi syusaaahhh...

Sebagai fans hardcore Marvel Comic, kok sulit rasanya untuk tidak membanding-bandingkan superheroes kesayangan lo dengan yang ada di DC Comics. So, maaf sebesar-besarnya kepada penggemar DC di seluruh jagad raya ini. I still do love Iron Man and his boyband rather than this one.

Justice League adalah kelompok superhero yang dibentuk oleh DC Comic (Yaah, semacam Avengers di Marvel) yang terdiri dari Superman aka Clark Kent aka Kal-El, Batman aka Bruce Wayne, Wonder Woman aka Diana Prince, Aquaman aka Arthur Curry, Flash - Barry Allen, dan seharusnya ada Green Lantern. Gue nggak tahu mengapa Green Lantern tidak ditampilkan di versi live action-nya ini, tapi kemungkinan karena Ryan Reynolds yang memainkan tokoh itu terikat kontrak sebagai Deadpool di Marvel. So, here comes Cyborg aka Victor Stone to replace him. Setahu gue, yang pengetahuan tentang komik DC amat minim, Justice League ini dikenal juga sebagai Justice League of America.



So, here's the synopsis. Watch out! Spoilers alert!

Melanjutkan kisah dari Batman vs Superman - Dawn of Justice, pasca kematian Superman, dunia semacam berduka. Manusia kehilangan sosok pahlawan kemanusiaan yang selalu siap sedia menolong mereka tanpa pamrih dari kejahatan. Termasuk juga Lois Lane yang harus berjuang melawan rasa dukanya kehilangan Clark Kent. (I feel you, Ms Lane.. #JanetBaper)

Selain itu, dunia kembali diserang oleh makhluk aneh semacam serangga terbang yang berwajah macam vampire bernama Parademons. Makhluk ini ternyata datang bersama Steppenwolf yang sedang mencari tiga buah kotak yang disebut mother of boxes (karena diterjemahkan menjadi kotak ibu membuat gue terbayang ibu di Pengabdi Setan. Hiiyy!) Kotak pertama ada di Themyscira, kotak kedua ada di Atlantis, dan tinggal yang ketiga ada di Star Lab yang dipimpin oleh ayah Victor Stone.

Yesshh, bumi jadi rentan diserang makhluk asing. Manusia mulai seperti kehilangan rasa aman. Bruce Wayne yang merasa bersalah akibat kesalahpahaman nya dengan Superman (You may watch BvS again to really know about it), memiliki ide untuk mengumpulkan para manusia super untuk kembali menegakkan keadilan di dunia ini.

and yes, They Can't Save The World Alone, like the tagline said. Kalau boleh nambahin, gue pingin banget nambahin jadi 'They Can't Save The World Alone, Without Superman'

Serius!
Jadi menurut gue, kalau Superman nggak dihidupkan lagi di film ini, mungkin mereka gagal menyelamatkan dunia. Yes, BIG SPOILER! SUPERMAN HIDUP LAGI, SODARA-SODARA!!
Kita kaum hawa kembali bisa melihat si ganteng Superman lagi.

Tapi komen gue waktu dia hidup, "Ishh! Superman dangdut!"

Superhero yang langsung luluh begitu melihat Lois Lane. Nggak seru deh bagian situnya. Penasaran? Lo nonton aja lah!

Menurut gue, Zack Synder nggak terlalu berhasil meninggalkan kesan mendalam buat penonton atas Justice League. Gimana ya? Doi berhasil menyajikan gambar yang bagus. Sisi drama dari para superhero yang ternyata humanis banget. Serius. Lo bisa melihat bahwa Batman sebenarnya bukan apa-apa tanpa alat-alat dan kekayaannya itu. Untung dia nggak nyalonin diri jadi presiden Amerika... Lalu bagaimana Superman yang kisah cintanya dangdut banget itu. Hubungan Barry Allen dan ayahnya yang dipenjara. Bahkan kisah cinta seorang ayah terhadap anaknya dari hubungan Victor Stone yang dihidupkan bapaknya dengan salah satu mother boxes. Cuma gregetnya kurang banget.

I do really love the background story of Aquaman. Itu sih selera pribadi aja. Karena gue demen baca cerita yang ada hubungannya sama mitologi. Wonder Woman with Themyscira dan suku amazonnya, serta fakta dia anak Zeus. Now, Aquaman with his Atlantis. Sama kayak gue demen Thor dan segala isi Asgardian.

Dan Ezra Miller berhasil membawa komedi segar dengan penampilannya sebagai Flash yang polos dan konyol. But it reminds me of Spiderman di Spiderman-Homecoming. Muda, jenaka, dan superhero. Belum lagi chemistry Barry Allen dan Bruce Wayne juga mengingatkan gue dengan Peter Parker dan Tony Stark. Bedanya Bruce Wayne agak serius, Tony Stark susah serius. Tapi kan doi berdua orang kaya. Susah deh nggak nyama-nyamain. Once again, forgive me Dear DC Lovers! But I do love Ben Affleck. Ganteng bokkk si bapak...

Oh iya, di film ini lo bisa lihat body yahud-nya Jason Momoa, Ben Affleck (Yaaah, walau dalam kostum Batman), dan dada berbulu plus perut kotaknya Henry Cavill. Hati Dinda langsung lemah lembek kayak agar-agar gitu tadi melihatnya... (Yes, anda boleh kok muntah)

Still, Si Gal Gadot cantik banget. Heran gue... Bisa cantik gitu...

Balik lagi ke film-nya, selain fakta di atas, sisanya B ajah! Adegan action-nya nggak terlalu kerasa. Gue bahkan agak sempat ngantuk di tengah film.

Salah satu kesalahan film ini, menurut gue sih ya, kenapa doi harus tayang setelah Thor-Ragnarok dan sebelum Star Wars - The Last Jedi. Walau katanya Star Wars ini banyak kemungkinan mengecewakan, tapi still fandom-nya Star Wars gila-gilaan. Jadinya Justice League ini nggak hype gitu. Padahal dari segi pemain, mereka menjual, terkenal, dan bukan aktor ecek-ecek.

So, what happened with DC? Harus ganti strategi. Walaupun menggadang Warner Bros, masih aja kalah dari Thor.

Tapi nggak jelek kok sebenarnya film ini. Cuma ya biasa aja, menurut gue. Jadi kalau menurut gue, from 5 stars, I give 3 stars.

Penasaran? You may check the trailer below..


Happy watching!


November 19, 2017

When Words is The Only Left


The words in this picture describe what I am feeling right now.

Before he left me, I didn't know about real loss. Some people came, then go. Born, then die. That's life. Everyone knows.

Semua manusia yang lahir, suatu saat akan kembali pada pencipta-Nya. Sudah begitu aturannya. Gue paham. Gue menyadari. Gue yakin gue akan mengerti saat gue kehilangan seseorang yang gue cintai. Pemikiran dan perasaan ini gue siapkan untuk menghadapi kehilangan orang terdekat gue, dalam kasus gue adalah keluarga gue. My mom and dad getting old, days by days... One day they leave me, I am ready. Or maybe, me who gonna leave them first. No one knows. But I prepare myself for losing someone precious and I loved so much.

I never thought that losing him will hurt me this much.

Hanya dalam waktu 2 tahun mengenal dia, kurang lebih satu tahun setengah menjadi lebih dari sekadar saudara dan sahabat, gue nggak pernah menyangka bahwa kepergian dia seperti meruntuhkan tulang belulang gue dari dalam.

I start to realize, I love you that much, Bang...

Gue belum pernah mencintai lelaki lain sedalam ini, dan bodohnya, baru gue sadari saat-saat ini. Bahkan dalam hubungan gue sebelumnya, gue pikir gue susah move on gara-gara gue cinta berat sama laki-laki itu. Ternyata bukan karena cinta, melainkan sakit hati mendalam karena pahit diselingkuhi, yang bikin gue susah move on.

Tetapi dengan lelaki ini, gue ternyata pakai perasaan banget. Tulus. Nggak main-main.

For many times I said, gue tipe perempuan yang susah jatuh cinta. Sekalinya jatuh cinta, gue jatuh sedemikian dalam. Bukan gue jual mahal, tapi lebih kepada perasaan insecure disakiti yang membuat gue seperti menjaga diri dari yang namanya jatuh cinta. Gue nggak berani mencintai seseorang di luar keluarga gue, lebih daripada gue mencintai diri gue sendiri.

And Dear Tigor, with you I dared myself to love someone more than I love myself.

Perasaan kehilangan ini seperti berusaha membunuh gue perlahan dari dalam. Gue nggak bisa teriak. Nggak sanggup menangis meraung-raung. Nggak sanggup lagi bicara. Nggak sanggup menghilangkan perih pedih yang masih berdebur di dada gue.
Sampai suatu malam gue bertanya pada Tuhan dalam doa gue.

"Sekuat apa aku, Tuhan? Sampai Kau percayakan hal ini terjadi padaku. Sekuat apa aku, Tuhan? Sampai cobaan ini menguji aku."

Menghitung setiap detik, menit, jam, hari, bulan, bahkan tahun yang pasti akan berlalu, sekarang gue menantang diri gue sendiri untuk berani berharap penuh pada Tuhan Yesus. Kalau sebelum ini gue berani mencintai seseorang lebih dari gue mencintai diri gue, sekarang gue mencoba berani berharap lebih pada sosok Pencipta yang memiliki kehidupan ini.

Kehilanganmu seperti perlahan membunuhku. Tetapi aku mau tetap kuat sampai akhir, sampai suatu saat kita ketemu lagi.

With love,
Janet.

November 10, 2017

100% Minus

These past days are kinda hard for me.

It's a month, he's gone from my life. I miss him but nothing I can't do. This feeling is kinda killing me. I was crying hard but I know inside that it's giving me no solution. Even I'm crying out loud, he won't ever be alive anymore.

Kehilangan itu berat. Sungguh.

No one ever said, ditinggalkan itu bukan masalah berat. Sungguh gue nggak pernah mengira kalau dia akan meninggalkan gue selamanya. Memang sih pernah dua kali gue mimpi nggak enak. Pertama waktu Lebaran kemarin dia pulang kampung, gue seperti ada feeling kalau dia nggak akan balik lagi. Tapi toh ternyata dia pulang lagi. Kedua, waktu sakit nefrotik-nya mau kambuh, gue sempat bermimpi kalau dia akan sakit keras. I even cried hard in my sleeping at that time.

But still, I never thought that he gonna left me in the next few months.

Bagian tersulit untuk gue adalah menghilangkan gambaran detik kepergian dia pagi itu. Suara mesin alat bantu nafas yang masih seperti menggema dia telinga gue. Darahnya yang mengalir dari hidung dan ujung bibirnya. Lengan dan pergelangan kakinya yang diikat. Matanya yang terpejam dan ternyata tak pernah terbuka. Dan layar denyut nadinya yang berganti dari 130 sampai akhirnya berubah menjadi 0.

I still can't believe that he left me. He left me with 100% love for him. He left me with all his dream and mine. He left me with the broken heart. He left me and my world seems like parting into pieces.

Sebisa mungkin gue menahan diri untuk tidak memohon pada Tuhan agar mengajak gue serta. Gue sepenuhnya menyadari bahwa memang ini yang terbaik buat dia. Nggak akan lagi ada kekhawatiran kalau dia sakit. Nggak akan ada lagi pembicaraan mengenai kekhawatiran tidak punya uang. Tuhan menyayangi dia lebih dari gue ataupun keluarganya. Apalah daya kita manusia? Toh, suatu saat pun kita akan pulang ke tempat yang sama. Apalah yang mampu kita lakukan? Tak ada yang dapat melawan kuasa si pemilik dunia ini.

Di sinilah gue diajar untuk belajar ikhlas.

Then, I remembered once he ever asked me, "Kamu cinta sama aku berapa persen?"

Gue bukan tipe cewek super romantis yang bakal jawab pertanyaan cinta-cintaan dengan gamblang dan percaya diri. Ditambah saat itu wajah dia senyum-senyum ngejek dan menyebalkan. Makin-makinlah gue ogah menjawab.

But now I tell you all the truth. I love him 100%.

I'm a type of girl who hard fall in love, but once I fall, I fall in really deep.

Now I'm thinking of my future.
I'm not sure that I'm gonna love another man in 100% like I love him. I'm not sure I can fully giving my heart to another man like what I did to him.
I fall really deep.
I'm still crawling up to see another light.

For many times I said, he's the best combo ever. If he's still alive, it will be the greatest thing if I can marry a guy like him. It's my dream to marry a guy who act like a brother to me, like a best friend, and lover at the same time. It's always be in my wish to grow old together with the one who understand me, holding hand together until our hair turn grey. It's a happily ever after in my version.

Now, I'm not sure I can get my own happily ever after.

Tapi sebagai orang beragama, gue nggak mau bertindak seperti layaknya orang yang nggak punya Tuhan. Pengharapan dalam Tuhan itu tak pernah sia-sia. Doa manusia yang percaya padaNya, tidak akan pernah diabaikan. Segala sesuatunya baik dalam rancanganNya.
Hanya ada 3 jawaban yang akan Tuhan berikan dalam setiap doa manusia.

Ya, artinya itu yang terbaik buatmu.
Tidak, artinya Ia memiliki yang lain yang lebih baik buatmu.
Tunggu, artinya waktunya belum tepat. Kita harus bersabar.

Tuhan sedang mempersiapkan yang lebih baik buat gue. Cuma itu yang selalu gue ingatkan pada diri gue sendiri. He's plan is always great. God is the best planner.

Ibarat serial, Tigor is one of the best episode in my life.
With him, we learn to put a hope in God.
With him, we see a lot of miracle happened.
With him, I know the struggling with tears doesn't always mean a misery.
With him, I learn to love myself.
With him, I believe Jesus is always good, even in the darkest and deepest situation of my life.
With him, I never stop to always try being a good version of me.
With him, I learn that sincerity is one of the expensive thing in this world.

Dia nggak pernah beliin gue macem-macem barang. Dia nggak pernah memperlakukan gue layaknya tuan puteri, seperti harapan sebagian besar makhluk bernama wanita di muka bumi ini. He never did a romantic thing for me. Dia tidak sempurna.

Tetapi ketulusan yang dia beri, menjadi apa adanya di depan gue, adalah hal termahal yang pernah dia berikan buat gue.

I'm not sure I can love the other guy in 100%.
It probably 100% minus.

Namun hati kecil gue masih berharap, there will be another guy come and giving his hand to help me. To love me more than Tigor did. I'm not expecting he'll be same like Tigor. But at least, he can giving me a sincerity to make me believe, to help me battling with my insecurities, and to always put me closer to my dear Jesus Christ.

Rest in Peace, Tigor...
Heaven is must be a very nice place.
Setiap orang akan kembali ke rumah penciptanya, toh?
and I wish I can see you again in heaven.

November 6, 2017

Thor : Ragnarok - Mengenal Sisi Lain dari Si Dewa Petir



I'm gonna watch it for second time!
Itu yang langsung gue katakan ketika gue nonton film ini.

Film Marvel terakhir di tahun 2017 ini sesuai ekspektasi gue banget. Serius deh, gue bingung mau mulai nge-review dari mana sangking excited-nya.

Beware of the spoilers!

Dari awal trailer saja, kemunculan Hela yang dengan epic-nya menghancurkan Mjolnir, Si Palu sudah bikin gue melongo maksimal. Kok bisa gitu loh? Siapa sih Hela sebenarnya sampai bisa menghancurkan Mjolnir? Apa seorang dewi kematian bisa se-mighty itu? Bukankah hanya Odin yang bisa mengontrol Mjolnir selain Thor?
Belum lagi keberadaan alter ego-nya Bruce Banner, Hulk di film ini. Ngapain si raksasa hijau itu di planet lain? Setahu gue, Ragnarok dalam mitologi Nordik nggak melibatkan makhluk hijau raksasa dari Amerika deh. Jadi Hulk ngapain? Darmawisata?
Lalu Doctor Stranger yang ikut juga jadi guest star di film ini. Ngapain si Mr Doctor ini muncul? Belum lagi Loki, si Asgardian "adopted" yang kembali muncul setelah sebelumnya sukses bikin gue nangis kecele karena gue pikir dia mati. Rese memang dia.
Jadi intinya, trailer yang penuh tanda tanya dan bikin penasaran sampai ke ubun-ubun itu terjawab sudah dengan memuaskan!

Yeaaayyyyy!!! *teriak tepuk tangan sambil pasang kembang api dengan meriah*

Jadi mari kita awali dengan pertanyaan, Apa sih Ragnarok itu?
Dalam mitologi Nordik, Ragnarok adalah pertempuran akhir dunia. Bisa dibilang Ragnarok itu semacam kiamat bagi para Asgardian dan seluruh alam semesta.

Dalam film ini, Ragnarok ini sudah diramalkan oleh Odin sejak lama. Oleh karena itulah, salah satu cara untuk menahan terjadinya Ragnarok, Odin menahan Hela yang ternyata adalah firstborn-nya. (Whuaaatt??!!) Jadi Hela, The Goddess of Death ini adalah kakak dari Thor. Kandung yah.. bukan adopsi.

Singkatnya aja deh, karena gue takut spoiler kebanyakan.

Hela is coming to town, I mean Asgard and destroy everytyhing. Thor terdampar di planet Sakaar dan bertemu dengan Valkyrie, yang menjualnya kepada Grandmaster untuk diadu dengan Thor. (Bingung kenapa bisa begitu? Buruan nonton deh!) Loki pun ada di sana, dan seperti biasa, Loki ini oportunis sejati. But ended, they make a team to facing Hela and trying to stop the Ragnarok. Tapi tetap, ramalan tersebut tidak dapat dihentikan.

I'm trying my best not to spoil a lot of things. Serius! Tapi yang jelas, Taika Waititi berhasil menyajikan Thor : Ragnarok dengan berbeda dengan dua seri sebelumnya. Film pertama Thor dan yang kedua Thor : The Dark World lebih menyajikan drama yang serius. Kedua film sebelumnya lebih menunjukkan kisah Thor dan drama keluarganya, serta Thor dengan drama percintaannya dengan Jane Foster. Film ketiga ini menyajikan komedi dan aksi yang dikemas menarik dengan background musik yang menurut gue... how to explain yah? pas aja gitu.
Tapi serius, Thor kali ini menunjukkan sisi lain dari Thor yang bikin ngakak bolak balik. Dari awal aja sudah bikin ketawa. Belum lagi love hate relationship antara Thor dan Loki, hubungan antara Thor dan Hulk...

Ih serius deh, gue bingung harus jelasinnya dari mana. Taika Waititi berhasil membuat Ragnarok yang harusnya menegangkan secara utuh menjadi lumayan enteng dinikmati jalan ceritanya. Siapa yang mengira kalau Hulk bisa jadi cute? Gue pun tak menyangka kalau bisa melihat Thor yang serius dan pemarah menjadi begitu konyol. (Nggak percaya? Dari awal film saja, gue sudah tertawa geli. Masih nggak percaya? Sudahlah, nonton saja!)
Belum lagi, Cate Blanchett tampil menawan sebagai Hela. Gue nggak bisa ngebayangin aktris lain yang memainkan karakter Hela. She did it gorgeously!

Gue speechless. Nggak tahu harus ngomong apa lagi.

Pesan buat kalian yang menonton yah... Nggak cuma untuk film Thor, tapi buat semua film yang berhubungan dengan Marvel Cinematic. Jangan buru-buru keluar dari bioskop deh. Karena selalu ada hint buat film produksi Marvel setelahnya. Apalagi menyambut Avenger 3 - Infinity War, kita butuh banyak hint supaya nggak penasaran banget.

From 5 stars, I give 5!!

Ps I love you, Chris Hemsworth...
With that new haircut, it turns me on...