January 3, 2019

New Year, New Hope


I'm so done with resolution!
Satu hal yang terlintas dalam pikiran gue, beberapa hari sebelum 2018 berakhir.
Setiap tahun, gue selalu memikirkan setumpuk resolusi untuk gue lakukan di tahun yang baru. Lalu di akhir tahun, gue akan menyesali tumpukan resolusi yang tidak gue kerjakan. Ada sih yang berhasil, tapi banyak yang tidak berhasil.

Dan seperti tahun-tahun baru yang lalu, gue selalu mengawalinya dengan menulis di sini. Blog gue yang malang, yang selalu terabaikan pasca tahun baru, dengan alasan, SIBUK!
Iya, gue se-sok sibuk itu, gaes!


Belajar dari kesalahan, well... gue nggak mau buat-buat bucket list resolution lagi.
Tapi, nggak lantas gue jadi nggak punya semangat dan harapan di tahun baru ini. Ya, jelas ada lah!
Harapan gue juga nggak muluk-muluk amat.
Harapan yang muluk-muluk emangnya seperti apa?
Ya, contoh : ingin mendapatkan tubuh yang bagus seperti Gigi Hadid.


Tapi apa daya? Gue cuma mentok bisa jadi gigi geraham


Mimpi lah!

Makanya, cukup lah bikin resolusi-resolusi. Nggak harus di tahun baru juga sebenernya kalau mau bikin resolusi. Setiap saat, kita bisa kok beresolusi.

Gue cuma berharap, tahun 2019 ini bisa jadi tahun yang lebih baik.

Tahun 2018 bukan tahun yang mudah. Serius. Gue pikir, gue akan bisa lebih mudah menghadapi duka ditinggal meninggal sama pacar, ternyata, susahnya amit-amit. But, it's enough. Nangis terus-terusan juga nggak bener. Nggak lantas bikin pacar gue hidup lagi dan malah bikin gue jadi kelihatan kayak orang putus asa. Nggak bener. Makanya, beberapa bulan sebelum 2018 berakhir, gue memutuskan untuk stop berduka. Hidup gue masih panjang. Banyak hal yang masih bisa gue syukuri dengan tawa dan senyum, daripada terus fokus pada duka dan nangis terus-terusan.
Selain itu, gue agak sakit-sakitan. Sampai sempat opname. Gue harap, nggak ada lagi sakit-sakit kayak begitu di 2019.

Pertengahan tahun 2019, gue memantapkan diri untuk balik tinggal di Semarang. Gue akan kerja di tempat yang baru. Bertemu dengan orang-orang baru. Paling utamanya, gue akan kembali kumpul sama keluarga gue.
Cukup pelarian gue selama ini. Nggak ada yang paling baik selain rumah sendiri. Nggak ada yang lebih menerima lo apa adanya selain keluarga lo sendiri. Jadi, pertengahan tahun nanti, gue akan menghadapi hal yang baru.
And I'm so excited for that!

Kembali ke rumah juga membuat gue berharap, gue bisa jadi lebih sehat lagi. Sehat secara fisik, sehat secara rohani. Gue baru menyadari kalau gue ini bukan orang yang pandai me-manage stres. Gue rawan depresi. Kesendirian jelas bukan obat yang baik untuk orang seperti gue. That's why, home is gonna be the best remedy. 

Selain itu, gue juga berharap kalau gue bisa lebih rutin membaca, lebih rutin menulis, dan lebih banyak menyenangkan diri gue sendiri. Sebelum akhirnya nanti gue membuka hati untuk mencintai orang lain, alangkah baiknya gue belajar mencintai diri gue sendiri. Belajar deal dengan keadaan gue. I'm a plus size, but I'm not happy with it. Gue sadar sepenuhnya, gemuk gue bukan gemuk yang sehat. Gue nggak terlihat baik. Makanya, sedikit demi sedikit, gue mau berusaha memperbaiki pola hidup gue. Belajar menghargai tubuh yang udah Tuhan kasih ke gue dengan memperlakukan tubuh ini dengan baik. Memberikan makanan yang baik, mempercantiknya, dan melindunginya. Bukan perlahan merusaknya dengan makanan yang nggak sehat, pikiran yang negatif, terus ujung-ujungnya nyalahin tubuh ini.

It's a no.

Gue cuma ingin bisa menghargai hidup ini. Berusaha bahagia dengan apa yang gue punya. Gue tahu hidup ini nggak lantas memberikan lo jalan super mulus dan lancar, macam tol Semarang Solo, tapi gue percaya kalau gue bahagia, yah at least gue bersyukur dengan apa yang ada, hidup ini akan lebih mudah dihadapi.

Wish me luck for 2019!
I'm worried and excited in the same time. But I'm pretty sure, I will doing fine. 

Happy New Year, guys! Let's hope and do the best. 
The best hope will bring us to always be thankful in next year, or even the next years after.

No comments:

Post a Comment