December 26, 2017

Ayat-Ayat Cinta 2 - Menepis Kualitas Akting Demi Pesan Moral



Thanks to Ovo, gue jadi bisa dapat tiket murah nonton film ini. Hahaha! (Maafkan naluri wanita gue yang cinta banget sama promo...)

Namun tanpa promo pun sebenarnya gue sudah berniat nonton film ini. Ditambah lagi keberadaan Chelsea Islan dan Tatjana Saphira bikin gue tambah penasaran. Plus, gue suka nonton film yang mengambil setting di Eropa. Itu sih alasan receh gue.

So, tanggal 24 Desember kemarin, gue nonton film ini. Mungkin gue satu-satunya wanita non muslim dan tentunya tak berhijab sendiri yang ada di sana. Some people look at me with that weird expression. Well, gue nggak mau negative thinking. Terserah orang mau anggap apa, gue menonton film ini karena Ayat Ayat Cinta 1 meninggalkan kesan positif buat gue.

Ok, Ayat Ayat Cinta 2 dimulai dengan Fahri (Fedi Nuril) yang tak lagi seorang mahasiswa sederhana. Ia adalah seorang dosen Filologi yang mengajar di universitas ternama di Edinburgh. Bukan lagi anak seorang penjual tape (If I not make a mistake), melainkan juga seorang pengusaha yang memiliki jaringan minimarket di sana. But still, he's an angelic man.
Bedanya, tak ada Aisha di awal cerita. Karena Aisha diceritakan tak ada lagi kabarnya setelah menjadi relawan di jalur Gaza. Diceritakan juga Fahri tinggal bersama asisten pribadinya, Hulusi (Pandji Pragiwaksono) dan kemudian datang temannya Misbah (Arie Untung) yang menumpang di rumahnya. Kesedihan Fahri yang berusaha percaya bahwa , mungkin saja Aisha masih hidup, sedikit tertepis karena keberadaan Hulusi dan Misbah.

Source : Google.com

Walau seorang yang baik, sebagai seorang muslim, hidup Fahri tak lantas mudah. Tinggal di lingkungan dengan tetangga yang majemuk, Fahri seringkali mendapat tuduhan negatif. Contohnya, Keira (Chelsea Islan) dan adiknya, Jason yang kerap kali mengatainya sebagai monster dan teroris, lantaran ayah mereka tewas dalam insiden pemboman yang dilakukan oleh teroris di London. Lalu, nenek Catarina (Dewi Irawan), seorang wanita Yahudi yang sempat mencurigai Fahri dan Hulusi saat menolong Brenda (Nur Fazura) tetangga mereka yang pulang dalam keadaan mabuk. Tapi ya Fahri tetap Fahri, biarpun dituduh yang tidak-tidak, ia tetap baik.
Memang nggak masuk akal si Fahri ini...

Source : Google.com

Hidup Fahri berubah saat Hulya (Tatjana Saphira), keponakan Aisha, tiba-tiba datang dalam kehidupannya. Hulya yang cerdas, ceria, dan berkepribadian menyenangkan membuat Fahri menjadi seperti jungkir balik. Hulya yang terang-terangan menunjukkan ketertarikannya pada Fahri membuat laki-laki itu merasa ragu. Hati kecil Fahri merasa kalau Aisha masih hidup. Menerima hati Hulya berarti membuatnya mengkhianati istrinya yang sangat dicintai itu.
Lalu datang Sabina (Dewi Sandra), seorang wanita sebatang kara dengan wajah yang rusak sebagian, yang ditampung Fahri dan membantunya mengurusi rumah tangga.

Stop here! Gue udah spoiler banyak.

Kalau ditanya tentang sisi islaminya, gue mungkin nggak tahu banyak. Tapi sebagai seorang non muslim yang sangat mencintai karya sastra - tak peduli karya sastra dari agama apa, Ayat-Ayat Cinta menunjukkan betapa Islam adalah agama yang penuh kasih. Tak beda jauh dengan agama lainnya, Islam mengajarkan kasih itu tidak hanya sekadar dibaca dan dipahami, tapi dilakukan. Hal tersebut yang dilakukan oleh Fahri. Gue sampai bertanya sendiri, Si Fahri ini nabi apa gimana? Angelic banget deh perilakunya. Nggak masuk akal dan nggak heran juga semua wanita pingin dinikahin dia...

Secara kualitas akting, nggak terlalu wah. Fedi Nuril tetap berakting gitu-gitu aja. Emosi yang ditampilkan Chelsea Islan pun belum mampu mendongkrak. Justru Tatjana Saphira yang menurut gue bagus banget aktingnya. Dengan pemain yang mumpuni dan punya nama seperti itu, gue bilang film ini biasa aja kalau ngomongin soal kualitas akting.
Romantisme berlebihan yang nggak masuk akal masih menjadi ciri khas film ini. Sayangnya pula, twist yang disediakan sudah bisa gue tebak di tengah cerita. Entah ini salah pembuat filmnya, atau gue yang kelewat sensitif, entahlah. Tokoh yang harusnya menjadi kunci, gagal membuat gue berkata, 'Ya ampunn! Ternyataa...'


Source : Google.com

Namun pesan moral yang disampaikan di film ini, mampu membuat gue menitikan air mata berkali-kali. Di tengah situasi politik negara yang sensitif banget sama isu agama dan ras, Ayat-Ayat Cinta 2 menunjukkan bahwa Islam adalah agama cinta. Ayat-Ayat Cinta 2 menggambarkan bahwa Islam adalah agama yang mengasihi sesama tanpa membedakan agama, ras, dan suku. Dapat dilihat dari bagaimana Fahri menolong Nenek Catarina yang seorang Yahudi, menolong Keira dan Jason yang seolah ketakutan dengan muslim, dan ketika Fahri membela Sabina yang dikata-katai oleh sekumpulan orang yang mengusir wanita itu karena dianggap pengemis.

Source : Google.com

From 5 stars, I give this movie 3 stars.

Kalau mau cari kualitas akting dan cerita yang out of expected, anda akan kecewa dengan film ini. Tapi kalau mau cari film super romantis dengan pemandangan indah dengan bertabur pesan moral, film ini worth it buat ditonton.

Happy watching...

"Yang pantas dicintai adalah cinta itu sendiri dan yang pantas dimusuhi adalah permusuhan itu sendiri"
 - Fahri Abdullah Sidiq (Ayat-Ayat Cinta 2)

No comments:

Post a Comment