January 10, 2016

Sunshine Becomes You


walaupun tidak ada hal lain di dunia ini yang bisa kau percayai, percayalah bahwa aku mencintaimu. sepenuh hatiku. - Mia Clark
 Saya menonton film ini beberapa hari setelah tanggal release-nya di bioskop, tetapi baru sempat mem-posting review-nya saat ini.
Alasan saya semangat  menonton film ini adalah :
  1. Saya sudah membaca novelnya dan suka pada ceritanya. Ilana Tan never failed.
  2. Ada Herjunot Ali dan Boy Williams untuk dipandang. (I'm a normal girl who loves hot guys)
  3. Penasaran bagaimana seorang Nabilah JKT48 memainkan peran yang menurut saya terlalu dewasa untuk dia perankan.
Sunshine Becomes You digarap oleh rumah produksi Hitmaker Studios, bercerita tentang kisah cinta antara Mia Clark dan Alex Hirano.
Diceritakan bahwa Mia Clark (Nabilah JKT48) adalah seorang penari balet kontemporer yang memberikan hidupnya untuk menari. Sementara Alex Hirano (Herjunot Ali) adalah seorang pria berdarah campuran Jepang Indonesia yang merupakan seorang pianis berbakat yang sangat terkenal. Adik Alex, yaitu Ray Hirano (Boy William) adalah seorang B-Boy yang sama-sama bekerja di sekolah tari, tempat Mia juga bekerja. Ray menyukai Mia, sementara Mia sepertinya tahu tapi hanya menganggap Ray sebagai teman.
Dalam suatu kesempatan, Mia tidak sengaja melakukan suatu hal bodoh yang tanpa sengaja malah melukai tangan Alex. Alex yang memiliki tempramen dingin, diambah lagi dengan hari konsernya yang semakin dekat, menjadi sangat marah dan terganggu karena tangannya patah. Otomatis, Alex harus membatalkan konsernya.
Diserang rasa bersalah, Mia menawarkan diri untuk menjadi asisten Alex sampai laki-laki itu sembuh. Awalnya ditolak dengan judes, akhirnya Alex bersedia menerima pertolongan Mia.
Singkat cerita, karena sering menghabiskan waktu bersama-sama, Alex dan Mia semakin mengenal satu sama lain dan jatuh cinta. (Yeah, it's cliche. What do you expect from romantic movie?)
Tetapi sayangnya, penyakit jantung Mia memisahkan mereka berdua di akhir cerita.
Yah, itu sekilas tentang ceritanya. Kalau saya terangkan lebih detail, saya khawatir sampai nanti malam juga tidak selesai.
Novelnya membuat saya lumayan baper sampai endingSo, saya berharap film-nya juga akan bikin saya baper. Tetapi sayang, ternyata film-nya gagal bikin saya baper. Banyak hal yang mengganggu.
Plot nya hanya fokus pada romantisme. Junot, Boy dan Nabilah tidak terlalu menunjukan karakterisasi peran yang mereka mainkan. Dikatakan mereka berlatih 3 bulan untuk jadi pianis, penari balet dan B-Boy. Herjunot Ali sebagai Alex Hirano. Ketrampilannya bermain piano kurang ditonjolkan. Padahal Alex Hirano adalah seorang pianis terkenal. Nabilah sebagai Mia Clark. So far pun saya tidak merasakan jiwa dari tarian yang ditarikannya, agak kontradiktif dengan apa yang dikatakan karakternya, Menari adalah hidup saya.  Boy William sebagai Ray Hirano. Penampilannya menjadi B-Boy bahkan tidak sampai sekian menit. Saya malah lebih terpukau pada penampilannya menari bersama Nabilah di scene saat pesta Dee Black. Itupun tarian yang tidak menonjolkan kemampuan B-Boy. Buat apa dong latihan 3 bulan?
But, what can I expect from actor and actress who only trained in 3 months? 
Make-up Nabilah yang terlalu menor. Seriously, menor. Bahkan saya bisa melihat gumpalan lipstik di permukaan bibirnya. Nabilah masih sangat muda dan cantik dengan wajahnya yang di make-up tipis saat bersama kawan-kawan JKT48-nya. Tetapi di sini, oh... nggak banget.
Nabilah terlalu, what should I say yah? "berisi" untuk memerankan seorang penari balet. Yah, walaupun balet kontemporer. Tetapi penari balet pada umumnya bertubuh kecil dan cenderung kurang berisi.
Di antara semua film yang diperankan Herjunot Ali, mulai dari 5cm, Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, sampai yang sebelum ini, Supernova, karakternya di film ini adalah yang paling amat biasa. Walau memang, Junot selalu berhasil membuat saya teriris dengan adegan menangisnya.
Kesimpulan yang terlalu basi untuk hubungan Ray dan Lucie (Annabella Jusuf). Di awal cerita, Ray diceritakan jatuh hati setengah mati dengan Mia. Sampai dia mengetahui bahwa kakaknya juga jatuh hati pada Mia, Ray tetap ngotot berusaha memenangkan hati Mia. Di tengah cerita saya sudah mencium aroma, AAhhh... ini endingnya pasti Ray dan Lucie nihh... Tetapi saya adalah penonton yang sangat menyukai ending yang plot twist alias tidak terduga. Karena sudah diduga dan agak "basi" juga sih, seolah biar Ray itu nggak kasihan-kasihan amat, saya kurang suka dengan cerita Ray dan Lucie. Seingat saya pun, di novel tidak ada tertulis hal ini. Entah saya yang lupa dengan isi novelnya, atau ini gimmick dari sutradara dan penulis skenarionnya. Entah.
Tetapi bukan berarti film ini jelek sekali. Ada juga yang saya suka di film ini.
Karakternya berbicara dalam bahasa Inggris, menyesuaikan dengan setting-nya yang mengambil tempat di New York.
Tetapi yang menarik perhatian saya, yah cuma itu.
Menurut saya, film ini belum bisa dibilang sukses. Tetapi saya tetap menghargainya sebagai karya anak bangsa. Lagipula yang menonton juga lumayan banyak. Semoga kedepannya, Hitmaker Studios bisa memproduksi film yang lebih baik lagi.
Dari 5 bintang, saya hanya bisa memberikan 2 bintang untuk film ini.
^^
Di mana pun dia berada. Dan kuharap dia tahu bahwa selama aku masih bernafas, aku akan selalu mencintainya. Sepenuh hatiku. Selamanya. -Alex Hirano

No comments:

Post a Comment